Pythagoras (+/- 572 - 497 SM), menurut riwayat hidupnya, ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Tanggal dan tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian. Menurut Aristoxenos seorang murid Aristoteles, Pythagoras pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Di kota ini ia mendirikan sekolah agama, selama 20 tahun ia di Kroton, kemudian pindah ke Metapontion dan meninggal di kota ini.
Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda (number rules the universe = bilangan memerintah jagat raya). Ia juga mengembangkan pokok soal matematik yang termasuk teori bilangan. Umpamanya, dikembangkannya susunan bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.
Pemikirannya tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas). Salah seorang penganut Pythagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh, jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.
Pythagoraslah yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti:
terbatas - tak terbatas
ganjil - genap
satu - banyak
laki-laki - perempuan
bujur sangkar - empat persegi panjang
diam - gerak
lurus - bengkok
baik - buruk
terang - gelap
kanan - kiri
Menurut Pythagoras, kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja, oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai orang arif seperti Thales, akan tetapi menyebut dirinya sebagai philosophos yaitu pencipta kearifan. Istilah philosophos ini kemudian menjadi philosophia yang terjemahannya secara harfiah adalah cinta kearifan atau kebijaksanaan sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (love of wisdom).
Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya: jumlah dari luas dua sisi sebuah segi tiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya ( a2 + b2 = c2).
*) Dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar